BAB 9
PENDAHULUAN
Sistem Informasi merupakan sistem pembangkit informasi. Dengan integrasi yang dimiliki antar subsistemnya,sistem informasi akan mampu menyediakan informasi yang berkualitas, tepat, cepat dan akurat sesuai dengan manajemen yang membutuhkannya.
Berbasis Komputer
Sistem Informasi “berbasis komputer” mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah sistem informasi. Secara teori, penerapan sebuah Sistem Informasi memang tidak harus menggunakan komputer dalam kegiatannya. Tetapi pada prakteknya tidak mungkin sistem informasi yang sangat kompleks itu dapat berjalan dengan baik jika tanpa adanya komputer. Sistem Informasi yang akurat dan efektif, dalam kenyataannya selalu berhubungan dengan istilah “computer-based” atau pengolahan informasi yang berbasis pada komputer.
1.
SIKLUS HIDUP SISTEM
Siklus hidup sistem (system life cycle – SLC)
adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem
informasi berbasis komputer. SLC sering disebut dengan pendekatan air terjun (waterfall
approach) bagi pengembangan dan penggunaan sistem. Dilakukan dengan
strategi Top-Down Design.
Tahapan dari siklus hidup sistem yaitu :
1. Tahap Perencanaan
2. Tahap Analisis
3. Tahap Rancangan
4. Tahap Penerapan
5. Tahap Penggunaan
Empat tahap pertama dinamakan dengan siklus hidup
pengembangan sistem (system development life cycle – SDLC).
Siklus hidup sistem yang pertama dikelola oleh manajet unit
jasa informasi, dibantu oleh manajer dari analisis sistem, pemrograman dan
operasi. Namun kecenderungan saat ini, meletakkan tanggung jawab pada tingkat
yang lebih tinggi dan lebih rendah. Ada tiga tingkatan besar
(hirarki) dari manajemen siklus hidup sistem, yaitu :
A. Tanggung
Jawab Eksekutif
Ketika sistem memiliki nilai strategis atau mempengaruhi
seluruh organisasi, direktur utama atau komite eksekutif mungkin memutuskan
untuk mengawasi proyek pengembangannya. Ketika lingkup sistem menyempit dan
folusnya lebih operasional kemungkinan besar kepemimpinan akan dipegang oleh
eksekutif tingkat yang lebih rendah, seperti wakil direktur utama, direktur
bagian administrasi, dan CIO.
B. Komite
Pengarah SIM (steering committee MIS – SC MIS)
Banyak perusahaan membuat suatu komite khusus, di bawah
tingkat komite eksekutif, yang bertanggung jawab atas pengawasan seluruh proyek
sistem. Jika tujuan komiter tersebut adalah memberikan petunjuk, pengarahan dan
pengendalian yang berkesinambungan, dalam rangka penggunaan sumber daya
komputer perusahaan maka komite tersebut dinamakan Komite Pengarah SIM.
Komite Pengarah SIM melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu :
a. menetapkan
kebijakan
b. menjadi pengendali
keuangan
c. menyelasaikan
pertentangan
Keuntungan yang dicapai :
· semakin
besar kemungkinan komputer akan digunakan untuk mendukung pemakai di seluruh
perusahaan.
· Semakin
besar kemungkinan proyek-proyek komputer akan mempunyai perencanaan dan
pengendalian yang baik.
C. Kepemimpinan
Proyek
Komite pengarah SIM yang terlibat langsung dengan rincian
pekerjaan, tanggung jawabnya ada pada Tim Proyek. Tim proyek mencakup semua
orang yang ikut serta dalam pengembangan sistem berbasis komputer. Kegiatan tim
tersebut diarahkan oleh seorang Pemimpin Proyek yang memberikan pengarahan
selama proyek berlangsung. Tidak seperti komite pengarah SIM, tim proyek tidak
berkelanjutan dan biasanya dibubarkan ketika penerapan sistem telah selesai.
2.
TAHAP PERENCANAAN
Keuntungan dari merencanakan proyek CBIS, yaitu :
· Menentukan
lingkup dari proyek
Unit organisasi, kegiatan atau sistem manakah yang terlibat
dan mana yang tidak ? Hal tersebut akan memberikan perkiraan awal dari skala
sumber daya yang diperlukan.
· Mengenali
berbagai area permasalahan potensial
Akan menunjukkan hal-hal yang mungkin tidak berjalan dengan
semestinya, sehingga hal tersebut dapat dicegah.
· Mengatur
urutan tugas
Banyak tugas-tugas terpisah yang diperlukan untuk mencapai
sistem. Tugas tersebut diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas
informasi dan kebutuhan agar efisien.
· Memberikan
dasar untuk pengendalian
Tingkat kinerja metode pengukuran tertentuharus
dispesifikasikan sejak awal.
1. Menyadari
masalah
Kebutuhan akan proyek CBIS biasanya dirasakan oleh manajer
perusahaan, non manajer, dan elemen-elemen dalam lingkungan perusahaan.
2. Mendefinisikan
masalah
Setelah manajer menyadari adanya masalah, ia harus
memahaminya dengan baik agar dapat mengatasi permasalah tersebut. Ia melakukan
identifikasi dimana letak permasalahannya, penyebabnya dan berusahan
mengumpulkan semua informasi. Jika perusahaan mempunyai kebijakan untuk
mendukungend user computing, dan manajer ingin memakai pendekatan
tersebut untuk pengembangan sistem, maka ia bertanggung jawab untuk membuat
definisi. Selain itu, manajer memerlukan bantuan analis sistem yang saling
bekerja sama dengan manajer.
3. Menentukan
tujuan sistem
Manajer dan analis sistem mengembangkan suatu daftar tujuan
sistem yang harus dipenuhi oleh sistem untuk memuaskan pemakai. Sehingga tujuan
hanya dinyatakan secara umum, yang nantinya akan dibuat lebih spesifik.
4. Mengidentifikasi
kendala sistem
Sistem baru dalam pengoperasiannya tidak bebas dari kendala.
Beberapa kendala mungkin ditimbulkan oleh lingkungan, seperti laporan pajak
yang diminta oleh pemerintah dan informasi pembayaran yang dibutuhkan oleh
konsumen. Kendala lainnya, seprti keharusan menggunakan perangkat keras yang
telah ada atau menyiapkan dan menjalankan sistem pada tanggal tertentu.
Kendala-kendala tersebut penting untuk diidentifikasi sebelum sistem
benar-benar mulai dikerjakan. Dengan demikian, baik rancangan sistem maupun
kegiatan proyek akan berada di antara kendala-kendala tersebut.
5. Membuat
studi kelayakan
Studi kelayakan adalah suatu tinjauan seklias pada
faktor-faktor utama yang akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Ada enam dimensi kelayakan, yaitu :
a. Teknis;
tersediakan hardware dan software untuk melaksanakan pemrosesan yang diperlukan
?
b. Pengembalian ekonomis;
dapatkah sistem yang diajukan dinilai secara keuangan dengan membandingkan
kegunaan dan biayanya ?
c. Pengembalian non
ekonomis; dapatkah sistem yang diajukan dinilai berdasarkan
keuntungan-keuntungan yang tidak dapat diukur dengan uang?
d. Hukum dan etika;
akankah sistem yang diajukan beroperasi dalam batasan hokum dan etika ?
e. Operasional;
apakah rancangan sistem akan didukung oleh orang-orang yang akan menggunakannya
?
f. Jadual;
mungkinkah penerapan sistem dalam kendala waktu yang ditetapkan ?
Analis sistem mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk
menyawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mewawancarai beberapa pegawai
penting dalam area pemakai.
6. Menyiapkan
usulan penelitian sistem
Jika suatu sistem dan proyek tampak layak, diperlukan
penelitian sistem secara menyeluruh. Penelitian sistem (sistem study) akan
memberikan dasar yang terinci bagi rancangan sistem baru mengenai apa yang
harus dilakukan sistem itu dan bagaimana sistem tersebut melakukannya. Analis
akan menyiapkan usulan penelitian sistem yang memberi dasar bagi manajer untuk
menentukan perlu tidaknya pengeluaran untuk analisi. Hal penting yang harus
diingat tentang usulan tersebut adalah bahwa sebagian besar isinya didasarkan
pada perkiraan (perkiraan merupakan informasi terbaik yang tersedia) dan
perkiraan jauh lebih baik daripada tanpa informasi sama sekali. Selebihnya akan
dipelajari ketika siklus hidup mulai berjalan.
7. Menyetujui
atau menolak proyek penelitian
Manajer dan komite pengarah menimbang pro dan kontra proyek
dan rancangan sistem yang diusulkan, serta menentukan apakah perlu diteruskan
à keputusan teruskan / hentikan. Pertimbangan penting yang perlu
dilakukan yaitu :
a. Akankah sistem
yang diusulkan dapat mencapai tujuannya ?
b. Apakah penelitian
proyek yang diusulkan merupakan cara terbaik untuk melakukan analisis sistem ?
Jika keputusannya adalah teruskan maka proyek akan berlanjut
ke tahap penelitian (analisis). Namun, jika keputusannya hentikan maka semua
pihak mengalihkan perhatiannya ke masalah-masalah lain.
8. Menetapkan
mekanisme pengendalian
Sebelum penelitian sistem dimulai, SC MIS menetapkan
pengendalian proyek dengan menentukan apa yang harus dikerjakan, siapa yang
melakukannya, dan kapan akan dilaksanakan. Setelah jadual ditetapkan, jadual
tersebut harus didokumentasikan dalam bentuk yang memudahkan pengendalian.
(misalkan gunakan Microsoft Project).
Bentuk dari usulan penelitian sistem secara umum mencakup :
1. Ikhtisar eksekutif
2. Pendahuluan
3. Tujuan dan kendala
sistem
4. Berbagai alternatif
sistem yang mungkin
5. Proyek penelitian
sistem yang disarankan
Tugas yang harus dilaksanakan
Kebutuhan sumber daya manusia
Jadual kerja
Perkiraan biaya
6. Dampak yang diharapkan
dari sistem
6.1. Dampak pada struktur organisasi perusahaan
6.2. Dampak pada operasi perusahaan
6.3. Dampak pada sumber daya perusahaan
7. Rencana pengembangan
umum (tahap analisis, rancangan dan penerapan)
8. Ikhtisar
3.
TAHAP ANALISIS
Ketika perencanaan selesai dan mekanisme pengendalian telah
berjalan, tim proyek beralih pada analisis sistem yang telah ada. Analisis
sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan
untuk merancang sistem baru atau diperbarui.
Adapun tahapannya yaitu :
1. Mengumumkan
Penelitian Sistem
Manajer khawatir terhadap penerapan aplikasi komputer baru
yang mempengaruhi kerja para pegawainya. Sehingga perlu dikomunikasikan kepada
para pegawai tentang :
a. alasan perusahaan melaksanakan
proyek
b. bagaimana sistem baru akan
menguntungkan perusahaan dan pegawai.
2. Mengorganisasikan
Tim Proyek
Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem
dikumpulkan. Agar proyek berhasil, pemakai sangat perlu berperan aktif daripada
berperan pasif. Banyak perusahaan mempunyai kebijakan menjadikan pemakai
sebagai pemimpin proyek dan bukannya spesialis informasi.
3. Mendefinisikan
Kebutuhan Informasi
Analis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan
terlibat dalam berbagai kegiatan pengumpulan informasi (wawancara, pemgamatan,
pencarian catatan, dan survei). Dari semua metode tersebut, wawancara
perorangan lebih disukai, dengan alasan :
· Menyediakan
komunikasi dua arah dan pengamatan terhadap bahasa tubuh.
· Dapat
meningkatkan antusiasme pada proyek baik dari pihak spesialis maupun pihak
pemakai.
· Dapat
menjalin kepercayaan antara pemakai dan spesialis informasi.
· Memberi
kesempatan bagi peserta proyek untuk mengungkapan pandangan yang berbeda bahkan
bertentangan.
Dokumentasi dapat berupa flowchart, diagram aliran data
(data flow diagram), dan grafik serta penjelasan naratif dari proses dan data.
Istilah kamus proyek sering digunakan untuk menggambarkan semua dokumentasi
yang menjelaskan suatu sistem.
4. Mendefinisikan
Kriteria Kinerja Sistem
Langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat
apa yang harus dicapai oleh sistem, yaitu kriteria kinerja sistem. Misalkan,
· Laporan
harus disiapkan dalam bentuk salinan kertas dan tampilan komputer;
· Laporan
harus tersedia tidak lebih dari 3 hari setelah akhir bulan;
· Laporan
harus membandingkan pendapatan dan biaya actual dengan anggarannya baik untuk
bulan lalu maupun sepanjang tahun hingga sekarang (year to date).
5. Menyiapkan
Usulan Rancangan
Analis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk
membuat keputusan teruskan atau hentikan untuk kedua kalinya. Dalam hal ini
manajer harus menyetujui tahap rancangan dan kungan bagi keputusan tersebut
termasuk di dalam usulan rancangan.
6. Menerima
atau Menolak Proyek Rancangan
Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan
rancangan dan menentukan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak. Dalam
beberapa kasus, tim mungkin diminta melakukan analisis lain dan menyerahkannya
kembali atau mungkin proyek ditinggalkan. Jika disetujui, proyek maju ke tahap
rancangan.
Secara diagram tahapan analisis tampak pada Gambar 8.3.
sedangkan contoh format untuk dokumen usulan rancangan, yaitu sebagai berikut :
1. Ikhtisar eksekutif
2. Pendahuluan
3. Definisi masalah
4. Tujuan dan kendala
sistem
5. Kriteria kinerja
6. Berbagai alternatif
sistem yang mungkin
7. Rancangan proyek yang
disarankan
7.1.Tugas-tugas yang harus dilaksanakan
7.2.Kebutuhan sumber daya manusia
7.3.Jadual kerja
7.4.Perkiraan biaya
8. Dampak yang diharapkan
dari sistem
8.1. Dampak pada struktur organisasi perusahaan
8.2. Dampak pada operasi perusahaan
8.3. Dampak pada sumber daya perusahaan
9. Rencana pengembangan
umum (tahap analisis, rancangan dan penerapan)
10. Ikhtisar
4.
TAHAP PERANCANGAN
Rancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang
diperlukan oleh sistem baru. Jika sistem itu berbasis komputer, rancangan dapat
menyertakan spesifikasi jenis peralatann yang akan digunakan. Langkah-langkah
tahapan rancangan yaitu :
1. Menyiapkan
rancangan sistem yang terinci
Analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan
rancangan sistem baru dengan alat-alat yang dijelaskan dalam modul teknis.
Beberapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top-down,
dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci.
Pendekatan top-down ini merupakan ciri rancangan
terstruktur (structured design), yaitu rancangan bergerak dari
tingkat sistem ke tingkat subsistem. Alat-alat dokumentasi yang popular yaitu
diagram arus data (data flow diagram), diagram hubungan entitas (entity
relationship duagram), kamus data (data dictionary), flowchart,
model hubungan objek, dan spesifikasi kelas.
2. Mengidentifikasi
berbagai alternatif konfigurasi sistem
Analis mengidentifikasi konfigurasi – bukan merek atau model
– peralatan komputer yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam
menyelesaikan pemrosesan. Identifikasi merupakan suatu proses berurutan,
dimulai dengan berbagai kombinasi yang dapat menyelesaikan setiap tugas.
3. Mengevaluasi
berbagai alternatif konfigurasi sistem
Analis bekerja sama dengan manajer mengevaluasi berbagai
alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem
memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.
4. Mimilih
konfigurasi terbaik
Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan
menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu
konfigurasi tunggal. Setelah selesai, analis membuat rekomendasi kepada manajer
untuk disetujui. Bila manajer menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan
selanjutnya dilakukan oleh SC MIS.
5. Menyiapkan
usulan penerapan
Analis menyiapkan usulan penerapan (implementation proposal)
yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan
yang diharapkan, dan biayanya.
6. Menyetujui
atau menolak penerapan sistem
Keputusan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah
penting, karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang telibat.
Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biayanya, maka penerapan
akan disetujui.
Secara diagram tahapan analisis tampak pada Gambar 8.4.
sedangkan contoh format untuk dokumen usulan penerapan, yaitu sebagai berikut :
1. Ikhtisar eksekutif
2. Pendahuluan
3. Definisi masalah
4. Tujuan dan kendala
sistem
5. Kriteria kinerja
6. Rancangan sistem
Deskripsi ringkasan
Konfigurasi peralatan
7. Proyek penerapan yang
disarankan
Tugas-tugas yang harus dilaksanakan
Kebutuhan sumber daya manusia
Jadual kerja
Perkiraan biaya
8. Dampak yang diharapkan
dari sistem
8.1. Dampak pada struktur organisasi perusahaan
8.2. Dampak pada operasi perusahaan
8.3. Dampak pada sumber daya perusahaan
9. Rencana penerapan umum
10. Ikhtisar
5.
TAHAP PENERAPAN
Penerapan merupakan kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan
sumber daya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja.
Adapun tahapannya yaitu :
1. Merencanakan
penerapan;
Manajer dan spesialis informasi harus memahami dengan baik
pekerjaan yang diperlukan untuk menerapkan rancangan sistem dan untuk
mengembangkan rencana penerapan yang sangat rinci.
2. Mengumumkan
penerapan;
Proyek penerapan diumumkan kepada para pegawai dengan cara
yang sama pada penelitian sistem. Tujuannya adalah untuk menginformasikan
kepada para pegawai mengenai keputusan untuk menerapkan sistem baru dan meminta
kerjasama mereka.
3. Mendapatkan
sumber daya perangkat keras;
Rancangan sistem disediakan bagi para pemasok berbagai jenis
perangkat keras yang terdapat pada konfigurasi sistem yang disetujui. Setiap
pemasok diberikanrequest for proposal (RFP), yang
berisi antara lain :
a. Surat yang
ditransmisikan
b. Tujuan
dan kendala sistem
c. Rancangan
sistem : deskripsi ringkasan, kriteria kerja, konfigurasi peralatan,
dokumentasi sistem ringkasan, perkiraan volume transaksi, perkiraan ukuran
file.
d. Jadual
pemasangan
Selanjutnya mereka membuat usulan tertulis, bagaimana
peralatan yang diusulkan akan membuat sistem mencapai kriteria kinerjanya.
Ketika semua usulan telah diterima dan dianalisis, SC MIS memilih satu pemasok
atau lebih. Spesialis informasi memberi dukungan bagi keputusn tersebut dengan
mempelajari usulan dan membuat rekomendasi. Setelah disetujui, perusahaan
melakukan pemesanan.
4. Mendapatkan
sumber daya perangkat lunak;
Ketika perusahaan memutuskan untuk menciptakan sendiri
perangkat lunak aplikasinya, programmer menggunakan dokumentasi yang disiapkan
oleh analis sistem sebagai titik awal. Programmer dapat menyiapkan dokumentasi
yang lebih rinci seperti flowchart atau bahasa semu (psedudo code) yang
terstruktur, dilakukan pengkodean, dan pengujian program. Hasil akhirnya
adalah software library dari program aplikasi. Jika peangkat
lunak aplikasi jadi (prewritten application software) dibeli, pemilihan pemasok
perangkat lunak dapat mengikuti prosedur yang sama seperti yang digunakan untuk
memilih pemasok perangkat keras, yaitu RFP dan Usulan.
5. Menyiapkan
database;
Pengelola database (database administrator –
DBA) bertanggung jawab untuks emua kegiatan ynag berhubungan dengan data, dan
mencakup persiapan database. Hal tersebut memerlukan pengumpulan data baru atau
data yang telah ada perlu dibentuk kembali sehingga sesuai dengan rancangan
sistem baru dan menggunakan sistem manajemen basis data (database management
sistem – DBMS).
6. Menyiapkan
fasilitas fisik;
Jika perangkat keras dan sistem baru tidak sesuai dengan
fasilitas yang ada, perlu dilakukan konstruksi baru atau perombakan. Sehingga
pembangunan fasilitas tersebut merupakan tugas berat dan harus dijadualkan
sehingga sesuai dengan keseluruhan rencana proyek.
7. Mendidik
peserta dan pemakai;
Sistem baru kemungkinan besar akan mempengaruhi banyak
orang. Beberapa orang akan membuat sistem bekerja. Mereka disebut dengan
peserta, yang meliputi operator entry data, pegawai coding,
dan pegawai administrasi lainnya. Semuanya harus dididik tentang peran mereka
dalam sistem. Pendidikan harus dijadualkan jauh setelah siklus hidup dimulai,
tepat sebelum bahan-bahan yang dipelajari mulai diterapkan.
8. Menyiapkan
usulan cutover;
Proses menghentikan penggunaan sistem lama dan memulai
menggunakan sistem baru disebut cutover. Ketika seluruh pekerjaan
pengembangan hampir selesai , tim proyek merekomendasikan kepada manajer agar
dilaksanakan cutover (dalam memo atau laporan lisan)
9. Menyetujui
atau menolak masuk ke sistem baru;
Manajer dan SC MIS menelaah status proyek dan menyetujui
atau menolak rekomendasi tersebut. Bila manajemen menyetujui maka manajemen
menentukan tanggal cutover. Namun, bila manajemen menolak maka
manajemen menentukan tindakan yang harus diambil dan tugas yang harus
diselesaikan sebelum cutover akan dipertimbangkan kembali,
kemudian manajemen menjadualkan tanggal baru.
10. Masuk
ke sistem baru.
Ada 4 pendekatan dasar (cutover), yaitu :
e. Percontohan (pilot)
yaitu suatu sistem percobaan yang diterapkan dalam satu subset dari keseluruhan
operasi.
f. Serentak (immediate)
merupakan pendekatan yang paling sederhana yakni beralih dari sistem lama ke
sistem baru pada saat yang ditentukan.
g. Bertahap (phased),
sistem baru digunakan berdasarkan bagian per bagian pada suatu waktu.
h. Paralel (parallel),
mengharuskan sistem lama dipertahankan sampai sistem baru telah diperiksa
secara menyeluruh. Akan memberikan pengamanan yang paling baik terhadap
kegagalan tetapi yang paling mahal, karena kedua sumber daya harus
dipertahankan.
Cutover menandakan
berakhirnya bagian pengembangan dari siklus hidup sistem. Penggunaan sistem
dapat dimulai sekarang.
Daya tarik prototype, yaitu :
a. Komunikasi
antar analis sistem dengan pemakai membaik.
b. Analis
dapat bekerja dengan lebih baik dalam menentukan kebutuhan pemakai.
c. Pemakai
berperan lebih aktif dalam pengembangan sistem.
d. Lebih
efisien dan dapat menghemat biaya pengembangan.
e. Penerapan
lebih mudah.
Potensi kegagalan prototype, yaitu :
a. Bersifat
tergesa-gesa.
b. Berharap
sesuatu yang tidak realistis dari sistem operasionalnya.
c. Prorotipe
I tidak efisien terhadap sistem yang dikodekan dengan bahasa pemrograman.
d. User
interface tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik.
Penerapannya mempunyai prospek yang baik, dengan
karakteristik sebagai berikut :
a. Risiko
tinggi
b. Pertimbangan
interaksi pemakai
c. Jumlah
pemakai banyak
d. Dibutuhkan
penyelesaian yang cepat
e. Perkiraan
tahap penggunaan sistem yang pendek
f. Sistem
yang inovatif
g. Perilaku
pemakai yang sukar ditebak.
6. Pengembangan
Aplikasi Cepat (rapid application development – RAD)
RAD merupakan seperangkat strategi, metodologi dan peralatan
yang terintegrasi dalam satu kerangka kerja menyeluruh (information engineering –
IE).
Metodologi RAD akan memberi respon yang cepat terhadap
kebutuhan pemakai, tetapi dengan lingkup yang lebih luas.
Unsur-unsur penting RAD, yaitu :
a. Manajemen, harus
mendukung RAD sepenuhnya dan menyediakan lingkungan kerja yang membuat kegiatan
tersebut sangat menyenangkan.
b. Manusia, dibentuk
beberapa Tim yang terspesialisasi yang dikenal dengan istilah SWAT (Skilled
with advanced tools).
c. Metodologi,
yaitu siklus hidup RAD yang terdiri dari perencanaan kebutuhan, rancangan
pemakai, konstruksi, dan cutover.
d. Peralatan, terdiri
dari bahasa pemrograman generasi ke-4 dan peralatan CASE (computer aided
software engineering)
7.
IKHTISAR
Evolusi sistem berbasis komputer mengikuti suatu pola yang
disebut siklus hidup sistem, yang terdiri dari tahap perencanaan, analisis,
rancangan, dan penerapan serta penggunaan. Manajer dari area pemakai terlibat
dalam perencanaan dengan maksud agar proyek akan memperoleh manfaat. Analis
sistem membantu manajer dalam pendefinisian masalah, menetapkan tujuan dan
mengenai kendala-kendala serta studi kelayakan.
Tahap analisis dimulai dengan pengumuman kepada para pegawai
dan dibentuknya tim proyek. Kegiatan yang dilakukan yaitu pemakai
mendefinisikan kebutuhan informasi, menentukan kriteria kinerja, menyiapkan
usulan rancangan untuk merancang sistem baru.
Tahap rancangan mulai saat analis terlibat dalam rancangan
sistem yang terinci, dengan menggunakan teknik-teknik dan peralatan terstruktur
yang mendokumentasikan proses dan data. Dilakukan pula identifikasi konfigurasi
sistem alternatif dan dievaluasi, dan yang terbaik dipilih. Diajukan
usulan penerapan yang akan memberi dasar untuk menciptakan suatu sistem kerja
dari dokumentasi rancangan.
Tahap penerapan melibatkan para spesialis informasi lainnya,
pemakai tambahan dan mungkin orang luar seperti konsultan dan kontraktor.
Setelah perancangan yang terinci diperoleh perangkat keras dan perangkat lunak
serta dibuat database. Ketika fasilitas fisik telah siap dan
pendidikan yang diperlukan telah dilaksanakan, manajemen menentukan
apakah cutover ke sistem baru perlu dilaksanakan. Apabila
sistem tersebut dianggap tidak bisa digunakan lagi, pihak manajemen dapat
mengotorisasi proyek rekayasa ulang, yang mengulang siklus hidup sistem.
Setelah tahap penggunaan dimulai, analis sistem dan auditor
internal melaksanakan penelaahan pasca penerapan, yang diulang secara berkala
sepanjang umur hidup sistem. Spesialis informasi juga melakukan pemeliharaan
sistem.
Meskipun siklus hidup sistem mewakili bentuk dasar dari
kerja sistem, siklus hidup sistem terpengaruh perubahan metodologi lain yang
menekankan penggunaan peralatan pengembangan berbasis komputer. Salah satunya
yaitu rapid application development – RAD yang menyatukan baik
CASE maupun prototyping.
SUMBER:
[1]. McLeod, Raymond, Management Information System, 7th ed., Prentice Hall, New Jersey, 1998.
[2]. McNurlin, Barbara C,; Sparague, Ralph H Jr., Information Systems Management in Practice, 4th ed., Prentice Hall, New Jersey, 1998.
19.49 |
Category: |
0
komentar
Comments (0)